Assalamu’alaikum
wr. wb
Halo
apa kabar Al-reader, berjumpa lagi dengan Al yang kece ini yang akan membagikan
inspirasi pagi, semangat siang dan motivasi malam kepada Al-reader semua. Di
postingan yang keenam ini Al akan memberikan sajak/puisi lagi,nih. Yang
pastinya sajak kali ini tidak kalah keren dari sajak-sajak sebelumnya. Langsung
aja, ya, daripada terlalu lama nunggu gajah bertelur, cekidot.
Seperti
biasa sebelum Al membagikan sajaknya, Al akan menjelaskan sedikit tentang pesan moral yang terkandung. Tapi
sebelum itu juga, Al akan bertanya terlebih dahulu kepada Al-reader. Pertanyaannya sederhana yaitu apakah
Al-reader mengetahui rumah yang bisa mengantarkan penghuninya kepada
kenikmatan? Rumah yang selalu ada keberkahan di dalamnya? Rumah sebagai tempat
Al-reader berkomunikasi dengan Illahi? Ahaa, jika Al-reader sudah ada yang tahu (udah ada gambarnya juga) maka Al akan jelaskan lebih dalam lagi, dan jika ada yang belum tahu maka Al
akan beri tahu terlebih dahulu. Hehehe.
Pada
akhir postingan ini Al akan memberikan sajak yang bernuansa tentang rumah. Dan rumah inilah rumah
yang Al maksud seperti pada uraian singkat di atas. Tapi sebelum Al membagikan
sajaknya, Al akan menjelaskan tentang moral
value yang ada dalam sajak Al kali ini, ya. Go to the next paragraph.
Rumah adalah sebuah tempat dimana kita merasa
nyaman saat di dalamnya, kan. Mengapa? Karena di dalam rumah akan ada
perasaan terlindungi dan perasaan hangat. Dan perasaan ini hanya akan dirasakan
oleh sang penghuninya saja. Sang penghuni disini tidak hanya mencakup tentang
orang yang tinggal di dalamnya, tetapi juga mencakup kepada orang yang datang
bertamu. Coba kita rasakan sendiri, bahwa ketika kita sedang ada di rumah pasti
akan merasa nyaman bahkan mungkin lebih nyaman daripada kita tinggal di
apartemen ataupun hotel. Sebab di dalam
rumah, kita tinggal bersama dengan orang-orang yang kita sayangi dan cintai.
Ibu, bapak, kakek, nenek, adik, kakak dan sanak saudara lainnya tinggal di
bawah atap yang sama bersama kita. Dan ini semua tidak akan terjadi dan terasa
jika kita berada di tempat lain, hanya di rumahlah.
Perasaan nyaman berada di rumah juga akan
dirasakan kepada orang yang datang bertamu. Al-reader pasti pernah
merasakan nikmatnya datang bertamu ke tetangga ataupun rumah sanak saudara yang
lain, kan, dijamu dengan sedemikian baiknya olah sang tuan rumah membuat
Al-reader pasti akan merasa dihargai. Ada yang dijamu dengan minuman, makanan
dan sebagainya. Apalagi jika saatnya sedang Idul Fitri, makanan dan minuman ada
di setiap rumah. Semua rasanya enak dan yang penting semua itu gratis. Dan
lebih pentingnya lagi Al-reader datang bertamu dan merasa nyaman bukan hanya karena
makanan dan minumannya saja yang disuguhkan, melainkan juga karena sang tuan
rumah welcome terhadap Al-reader. Al-reader
datang bertamu sambil makan makanan gratis, minum minuman gratis. Perut kenyang
hati pun senang.
Di sisi lain saat Al-reader
bertamu jangan hanya bertujuan tentang makanan dan minumannya saja, tetapi
jalinlah silaturahmi dengan sang tuan rumah. Silaturahmi akan membuat tali persaudaraan akan senantiasa terikat
dengan kuat, dan satu lagi bahwa dengan silaturahmi akan membukakan banyak pintu rezeki (that’s the most we wish).
Begitu banyak keuntungan jika Al-reader
datang bertamu dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Dari terbukanya
banyak pintu rezeki sampai perut merasa kenyang. Dan lebih mengesankannya lagi
dengan silaturahmi bukan hanya akan melancarkan jalannya rezeki tetapi juga
akan mendapatkan pahala yang berlimpah.
Woww.
Selanjutnya,
seperti yang telah Al janjikan bahwa sajak kali ini adalah tentang rumah. Rumah yang Al maksud disini adalah masjid,
ya. Jadi bukan rumah tinggal apalagi kontrakan (ada-ada aja).
Masjid adalah rumah Allah, tempat
dimana kita bisa “bertemu” dan “berbincang” dengan-Nya. Layaknya rumah tinggal,
masjid juga tempat yang digunakan kita untuk “bersilaturahmi’ dengan Tuhan dan
juga adalah tempat dimana kita bisa memanjatkan do’a mengharap keberkahan dan
kebaikan-Nya. Tetapi ada sebuah pertanyaan
yang mengusik Al nih, yaitu mengapa
dewasa ini banyak orang yang tidak mau datang ke masjid? Padahal masjid
memiliki begitu banyak keutamaan, tidak hanya sebagai tempat kita mendamaikan
hati, masjid juga sebagai tempat kita untuk bersimpuh.
Hal
tersebut merupakan salah satu latar belakang yang mendorong Al untuk membuat
sajak tentang masjid, karena saat ini semakin hari semakin sedikit saja orang
yang datang ke masjid. Banyak sekali
alasan untuk menutupi kewajiban sebagai muslim agar mau datang ke masjid. Kita
hanya butuh paling lama 15 menit saja,
tetapi tetap saja banyak orang yang keukeuh
pada alasannya yang seakan sangat penting. Dan lebihnya lagi semua alasan tersebut hanya masalah keduniawian dan terkesan
seperti menghiraukan akhirat. Padahal semua dari manusia akan pergi ke alam
akhirat, kan.
Alasan klasik seperti yang
dilontarkan banyak orang yang tidak mau datang ke masjid adalah kesibukan, entah itu tentang pekerjaan
ataupun yang lainnya, yang pastinya berhubungan dengan keduniawian. Saat adzan dikumandangkan orang-orang
tersebut seperti tidak mendengarnya, tetap dalam pekerjaannya. Tetap dengan
apa yang ada dihadapannya. Seolah-olah adzan hanya seperti angin sepoi-sepoi.
Dan yang Al harapkan semoga Al-reader
tidaklah seperti itu.
Lewat penjelasan dan sajak kali
ini, Al mengharapkan kepada seluruh umat
muslim, terutama yang laki-laki untuk menyempatkan waktunya datang ke masjid.
Pesan ini Al sampaikan kepada saudara muslim secara umum dan kepada Al-reader
secara khusus (Al khususkan bagi para pembaca setia, hehehe). Jadi, Al harapkan
kepada Al-reader yang membaca tulisan ini agar bisa menerapkan kebiasaan untuk datang ke masjid setiap
harinya terutama pada saat shalat lima waktu. Luangkanlah waktu untuk kebaikan.
Beruntung
bahwa kali ini Al membagikan puisi sebagai “sindiran” halus kepada orang-orang
yang melalaikan shalat, ya. Orang-orang yang melupakan Allah. Dan apa akibatnya jika kita melupakan Allah?
Al tidak bisa menjawabnya secara detail, ya, karena semua itu hanya Allah-lah
yang berhak menilainya. Tapi yang pasti akan mendapatkan dosa. Dosa yang akan mengantarkan kepada neraka.
Berhati-hatilah.
Dengan
adanya sajak ini, Al harapkan bahwa akan terjadi sebuah dampak positif kepada kita
semua, yaitu mempunyai motivasi yang baik untuk datang ke masjid. Semoga yang
menjalankannya bisa mendapatkan keberkahan dan kemuliaan di dunia maupun di
akhirat dari Allah swt. Aamiin.
Daripada
terlalu panjang (kali lebar kali tinggi sama dengan volume) penjelasannya,
langsung ke sajaknya aja. Inilah sajak yang Al janjikan. Semoga bermanfaat.
Rumah-Mu yang Terasing
Fahd Al
Fauzi
Rumah di
pinggir danau itu terkurung masa
Terlupa
oleh nikmatnya dunia memanja mata
Suara yang
dulu menggema telah lenyap tersapu angin, sunyi
Hanya tinggal
serat putih tipis menghias setia
Dengan
rapuh saka-saka kayu tetap menonggak langit
Menunggu
runtuh oleh tamaknya makhluk
Banyumas,
21 Juli 2016
Sajak di atas juga merupakan pengingat
kepada Al sendiri bahwa melupakan Allah dengan cara tidak mau datang ke
rumahnya adalah sebuah kesalahan yang
fatal. Dan semoga Al-reader juga bisa mengambil hikmah yang Al siratkan
lewat sajak kali ini, ya. Bagi Al-reader yang sudah biasa dan sering datang ke
masjid maka jagalah kebiasaan tersebut, dan bagi yang belum maka segeralah datang ke masjid dan jadikanlah
sebuah kebiasaan sebelum datang masa dimana pergi ke masjid adalah sebuah
hal yang tidak mungkin untuk dilakukan oleh kita. Semoga dengan adanya sajak
tentang masjid ini bisa mendorong sebuah kebaikan pada kita semua.
Sebelum
Al tutup postingan kali ini, Al akan mengucapkan terimakasih kepada Al-reader
semua yang meyisihkan waktunya untuk membaca blog ini (semoga yang baca tulisan
ini diberi pahala oleh Allah) dan yang tidak kalah pentingnya lagi sebarkanlah pesan kebaikan ini ya
Al-reader. Hitung-hitung sedekah dan sekalian promosi, hehehe. See you all.
Sumber gambar :
No comments:
Post a Comment