Post Top Ad

Post Top Ad

Post Top Ad

Beauty

Recent

About Us

Monday, July 25, 2016

Sajak Ibu



        Assalamu’alaikum wr.wb

        Alhamdulilah kesempatan kali ini Al bisa membagikan sebuah sajak lagi. Walaupun ini baru merupakan tulisan ketiga dari Al, tapi Al berharap semoga tulisan ini bisa lebih memotivasi dan menambah semangat kepada Al-reader semua. Aamiin. Oiya, Al belum nanya kabar Al-reader nih. Bagaimana kabarnya Al-reader? (Sehat) Al juga sehat dan baik kabarnya. Bagaimana kabar ibu Al-reader? (Sehat, lho, tumben-tumbenan) Al do’akan semoga sehat selalu. Aamiin. (Kenapa loe juga nanya tentang ibu gue?) Pasti ada yang bertanya-tanya dalam hati seperti itu ‘kan. Karena di tulisan kali ini Al membuat sajak dengan tema ibu.






Ibu adalah seseorang yang paling berjasa dalam hidup dan seseorang yang paling mencintai kita, bukan? Pasti. Sebelum ke topik pembahasan, (udah kaya MC aja) Al mau tanya lagi, apakah Al-reader masih ingat kepada ibu? Apakah Al-reader sudah mendo’akan ibu yang terbaik? Apakah Al-reader masih menyayangi ibu? Kenapa Al bertanya seperti itu? Karena agar semuanya ingat pada kasih sayang ibu semasa kita semua masih kecil (terutama mengingatkan diri Al sendiri). Al-reader tidak perlu menunggu hingga tanggal 22 Desember untuk mengingat beliau karena setiap hari seharusnya kita bisa menyampaikan rasa terimakasih kepada ibunda atas semua jasa yang telah diberikannya selama ini tanpa pamrih. Mengingat betapa pentingnya seorang ibu terhadap anaknya maka langsung ke intinya aja, ya, cekidot.





        Seperti yang telah ditulis di atas bahwa ibu adalah seseorang yang paling berjasa dalam hidup. Pernyataan tersebut tidak bisa dibantah dengan alasan apa pun (percayalah). Ibu adalah seseorang yang membangkitkan kita disaat kita terjatuh dan ibu adalah seseorang yang melindungi kita disaat kita merasa terancam. Dengan penuh perjuangan beliau membesarkan kita penuh keringat tanpa kenal lelah dan mengeluh. Beliau selalu bekerja keras demi anak-anaknya agar tersenyum bahagia. Beliau adalah seseorang yang rela melakukan segalanya agar kebahagiaan anaknya dapat tercapai dengan sempurna. Semua ibu pastinya melakukan hal itu tanpa kecuali.



Selanjutnya Al mau tanya lagi, nih. Al-reader saat kecil pasti pernah jatuh, kan? Siapa yang pertama menolong? Pastinya adalah ibunda. Dan saat bayi Al-reader pasti belum bisa makan sendiri, kan? Siapa yang menyuapi? Pastinya adalah ibunda juga. Dan siapa yang menidurkan saat Al-reader masih bayi? Jawabannya tidak lain ialah ibunda. Begitu besarnya jasa beliau terhadap kita. Walaupun kegiatan-kegiatan tersebut terdengar sederhana, tapi apa jadinya jika itu tak pernah terjadi sama sekali dalam hidup. Kita pastinya akan merasa kesepian dan merasa tidak diperhatikan. Kita akan merasa bahwa tidak ada orang yang menyayangi kita di dunia. Dan kita akan merasa bahwa kehidupan tidak adil saat melihat anak lainnya disayang oleh ibu mereka, sedangkan kita tidak. Itulah sebabnya mengapa kegiatan-kegiatan sederhana yang dilakukan oleh ibu pasti akan sangat berdampak pada anaknya.





        Paragraf di atas secara khusus Al tulis tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anaknya. Tulisan di atas baru sebagian kecil loh, masih sangat banyak jasa beliau terhadap kita yang tidak mungkin Al tulis satu per satu (bisa-bisa tangan Al langsung gempor dah). Dengan kata lain sudut pandang yang digunakan di paragraf sebelumnya adalah dari kita sendiri sebagai anak. Tapi Al-reader perlu tahu bahwa untuk melihat secara detil dan menyeluruh segala sesuatu perlu dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Dan sudut pandang yang paling baik yakni sudut pandang agama (pasti nggak ada yang bantah, kan).






        Di dalam agama tidak bisa dipungkiri lagi bahwa derajat ibu sangat ditinggikan. Karena beliaulah yang melahirkan kita dengan taruhan nyawanya (tidak ada yang berani kecuali ibu). Bahkan Allah menulisnya di dalam Al-Qur’an tentang tingginya derajat ibu. Salah satunya yaitu Surah Al Isra (17):23. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa berbuat baik terhadap orang tua terutama sang ibu adalah sebuah keharusan. Bagaimana Al mengambil kesimpulan seperti itu? Selain karena alasan di atas, sebab pada ayat yang sama kita diperintahkan agar menyembah Allah, sederhana bukan. (Apa hubungannya?) Coba Al jelaskan singkat, ya. Perintah menyembah Allah tersebut tertulis pada bagian pertama dari ayat dan di bagian keduanya kita langsung diperintahkan untuk berbakti kepada orang tua. Ini membuktikan bahwa perintah untuk menyembah Allah hampir sama tingginya dengan perintah untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada orang tua terutama ibu. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa derajat beliau di mata agama sangat dihormati (Subhanallah, betapa tingginya seorang ibu).



        Selanjutnya, masih di dalam ayat yang sama, kita juga diperintahkan menjaga beliau ketika sudah tua. Selama kita masih sanggup untuk merawat beliau jangan sekali-kali kita mentipkannya dimanapun, karena jika kita masih sanggup merawatnya tetapi kita malah menelantarkan dengan cara menitipkannya, itu bisa dikatakan sebagai perbuatan durhaka kepada orang tua. Dan durhaka adalah salah satu dosa besar yang akan mengantarkan pelakunya ke depan pintu neraka (jangan sampai kejadian, amit-amit). Merawat beliau juga merupakan wujud nyata kita menyampaikan terimakasih. Terimakasih atas sangat banyak hal yang membuat kita bisa menjadi manusia seperti sekarang, yang membuat kita bisa menjadi orang yang sukses, yang membuat kita bisa bermanfaat bagi sesama, dan yang membuat kita menjadi seseorang yang berada. Semua itu tidak akan tercapai dan terwujud tanpa do’a dan bantuan dari ibunda. Kita tidak perlu meyiapkan uang melimpah atau pun rumah mewah untuk beliau, cukup dengan kesetiaan dan keikhlasan kita merawatnya pasti akan membuat beliau tersenyum bahagia. Jadi, rawatlah beliau tanpa kenal lelah layaknya beliau merawat saat kita masih kecil. Do’akanlah beliau dengan penuh pengharapan layaknya beliau mendo’kan kita dengan tangisannya. Dan itulah yang terpenting yang bisa kita lakukan saat ini yakni merawat ibunda dan mendo’akan yang terbaik baginya.





        Akhirnya, kesimpulan yang bisa diambil yaitu bahwa ibu adalah seseorang yang paling berjasa dan paling penyayang untuk anaknya. Terlepas dari kesalahan yang mungkin dilakukannya (karena setiap manusia pasti bersalah), ibu tetaplah makhluk termulia ciptaan Tuhan. Setiap do’anya adalah barisan do’a yang paling dekat dengan-Nya. Titahnya adalah representasi perintah dari sang Illahi. Maka perlakukanlah ibunda dengan penuh rasa kasih sayang dan jangan sampai membantah atau pun membentaknya (perilaku durhaka).



        Daripada terlalu lama, di bawah ini adalah sajak yang telah Al janjikan sebelumnya. Semoga setelah membaca sajak ini Al-reader bisa lebih termotivasi untuk membuat sang ibu lebih bahagia. Happy reading for your mom. Semoga bermanfaat. Terimaksih.




       

Sebatang Cokelat untuk Bunda

Fahd Al Fauzi



Di teras depan rumah kau duduk pandangkan wajah

Melihat sibuknya kota di batas senja

Hanya berteman secangkir teh di atas meja

Lewati masa yang kian habis pada ujungnya



Ketika kudatang beriring rindu dalam sanubari

Redup bibirmu sunggingkan sebuah senyum

Dengan ribuan makna yang terlontar jauh ke samudera

Perlihatkan sayup mata berbinar dalam gulita

Kau siratkan kisah yang tak pernah tertulis buku, namun hanya pada engkau

Terlukis jelas gurat-gurat perjuangan hidup

Tinggalkan sebuah goresan dalam, dalam hati ini



Wahai bunda, izikanlah anakmu tuk maniskan senyummu

Memberimu sebatang cokelat terbaik

Agar manis abadi yang terasa selalu

Tuk hilangkan pahit yang terkecap dalam jiwa

Sebagai wujud sujudku yang luruh padamu



Banyumas, 17 Juli 2016

Sumber gambar :







 


No comments:

Post a Comment