Assalamu’alaikum wr. wb
Berjumpa
lagi dengan Al yang ngangenin ini, yang pastinya tidak hanya membuat Al-reader
berdecak kagum karena kerennya tapi juga karena tulisannya yang penuh semangat
dan motivasi (aamiin). Di malam yang cerah ini (karena Al nulisnya saat malam
dan nggak mendung) dan didampingi secangkir teh hangat serta sepiring biscuit yang renyahnya tiada tanding
buatan ibunda tercinta, Al seperti biasa akan membagikan sebuah puisi.
Berhubung sebentar lagi kita akan ada perayaan besar yaitu perayaan HUT RI
ke-71, maka tema yang Al angkat untuk puisi kali ini adalah kepahlawanan.
Di
postingan ketujuh ini, Al akan membagikan puisi yang pastinya akan membuat
Al-reader semua ingat tentang bagaimana perjuangan para pahlawan untuk mendapatkan
kemerdekaan. Mencapai kemerdekaan itu adalah
sebuah perkara yang sangat sulit untuk dilakukan, ya, (pastinya lebih sulit
dari soal matematika Al-reader) karena banyak sekali pengorbanan yang harus dikeluarkan.
Dimana dahulu para pahlawan mempertaruhkan segalanya untuk melepaskan bumi
pertiwi ini dari cengkeraman penjajah. Mereka meninggalkan hidup dalam
kedamaian demi mencapai sebuah kebebasan yang hak. Mereka mengorbankan harta,
darah dan bahkan nyawa untuk menggapainya. Mereka tidak kenal lelah memperjuangkannya
bahkan hingga 350 tahun lamanya. Pahlawan kita memang sangat luar biasa
Al-reader (god bless).
Uraian
singkat di atas telah menggambarkan sedikit tentang bagaimana para pahlawan
begitu keras memperjuangkan haknya, yaitu hak anak cucunya untuk mendapatkan
kebebasan dan kemerdekaan (maksudnya untuk kita semua). Dan dengan berdasarkan
uraian tersebut, Al akan mempersembahkan
sajak yang berjudul “Sebuah Kata Para Pahlawan” yang berisi semangat
juang para pahlawan kita dahulu dalam mencapai kemerdekaan. Tapi itu ditunda
dulu ya, puisinya ada di bagian akhir postingan ini. Hehehe. Jadi, baca seluruh
tulisan ini dulu agar Al-reader bisa menghayati lebih dalam tentang perjuangan
mereka, ya (peace).
Oke, sebelumnya Al mau nanya nih ke
Al-reader semua, apakah Al-reader masih ingat tentang sejarah tersebut? Apakah
Al-reader masih belajar tentang kepahlawanan tersebut? Dan apakah Al-reader sudah
melakukan seperti yang mereka lakukan? Mungkin sudah banyak yang lupa tentang
itu semua, ya. Al juga hampir lupa, tetapi alhamdulilah langsung diingatkan
bahwa meneladani para pahlawan juga
merupakan hal yang wajib untuk dilakukan oleh setiap warga negara. Dan
lebih baiknya lagi sekarang Al bisa mengingatkan Al-reader tentang kisah mereka
dalam bentuk puisi, semoga ini bisa menjadi pahala untuk kita semua, ya.
Aamiin.
Melanjutkan
paragraf selanjutnya, bahwa untuk
menjadi warga negara yang baik haruslah melakukan sesuatu yang baik juga
terhadap negaranya, kan. Salah satunya telah disebutkan di atas, ya. Tetapi
selain itu, apakah yang sudah kita lakukan selama ini untuk negara Indonesia
sudah cukup membuat kita disebut sebagai warga negara yang membanggakan? Tentu
pertanyaan tersebut ditujukan secara langsung kepada kita semua sebagai warga
negara Indonesia. Tetapi jika pertanyaan tersebut ditujukan khusus untuk Al, Al akan jawab belum melakukan apa-apa.
Bahkan mungkin lebih sering seperti hanya
duduk di teras rumah sambil minum teh. Kenapa Al jawab seperti itu? Karena jujur
Al sebagai anak muda masih sering melakukan kesalahan dan kekeliruan. Entah itu
yang Al sadari maupun tidak. Contohnya
seperti : lebih sering nonton sinetron daripada belajar, lebih sering tiduran
daripada bekerja dan lebih sering malas daripada rajinnya, dll. Dan yang seperti
Al-reader tahu bahwa contoh tersebut tidak akan membuat bangga Indonesia
terhadap kita. Tapi itu hanya contoh ya,
jangan dicontoh.
Dan jika pertanyaan tersebut di
atas ditujukan kepada Al-reader, jawabannya bagaimana? Mudah-mudahan lebih baik
dari jawaban Al, ya. Tetapi Al akan mengungkapkan fakta bahwa sebaik-baiknya jasa kita terhadap negara
saat ini, tetap tidak bisa mengalahkan besarnya jasa para pahlawan dimasa lampau. Kenapa ini bisa terjadi?
Jawabannya ada pada selanjutnya, ya.
Ini dikarenakan hanya para
pahlawanlah yang bisa melakukan itu semua. Kita
yang hidup pada masa kini tidaklah perlu untuk mengangkat senjata layaknya
pahlawan saat melawan penjajah dulu, kita tidak perlu mengorbankan harta dan
tidak perlu mempertaruhkan nyawa. Kita juga tidak perlu mengeluarkan darah
untuk berperang sebagaimana para pahlawan dulu melakukannya. Semua pengorbanan
dan kegagahan itu hanya bisa dilakukan oleh mereka dan kita tidak bisa
menirunya sampai kapanpun.
Jika
seperti itu, apa yang harus kita lakukan
untuk bisa seperti para pahlawan? Jawabannya sederhana. Kita hanya perlu melakukan yang terbaik
untuk negara ini. Kita yang masih muda-muda ini jika ingin membanggakan
Indonesia janganlah menjadi pemuda yang
malas. Karena malas hanya akan menambahkan kekurangan. Jadilah seorang pemuda yang mempunyai visi mengubah Indonesia jauh
lebih baik dimasa depan, menjadi seorang pionir dalam kemajuan bangsa.
Sebagai contoh, ya seperti yang Al
lakukan saat ini. Membagikan tulisan-tulisan yang memotivasi untuk Al-reader
semua agar melakukan yang lebih baik. Tidak hanya terbatas pada tulisan artikel
saja loh, Al juga membagikan sajak tentang kepahlawanan ini. Hobi yang Al
miliki ini digunakan sebagai media penyampaian pesan yang efektif, tidak hanya
sebagai main-main saja, ya. Setiap hobi
yang ditekuni dengan baik pastinya akan menghasilkan output yang positif juga. Berawal dari hobi dan selanjutnya
berdampak luas bagi masyarakat. Itu merupakan tingkatan tertinggi dari seorang
manusia yaitu menjadi bermanfaat untuk
orang lain. Sebagai contoh : mungkin
Al-reader yang mempunyai hobi melukis bisa menuangkan gagasannya lewat
lukisannya, Al-reader yang hobinya menulis seperti Al ini bisa menuangkan ekspresinya
lewat sajak dan novel, serta tidak menutup kemungkinan lain melalui hobi-hobi
lainnya.
Dalam
mengembangkan hobi untuk bisa menjadi sebuah dampak positif yang luas kepada
masyarakat, setidaknya ada 4 tahapan yang perlu untuk dilalui oleh kita semua.
Dan tahapan-tahapan tersebut harus dilalui dengan kerja keras dan tekun, karena itulah kunci untuk mendapatkan
keberhasilan dalam berusaha (dalam konteks ini membanggakan negara).
Melanjutkan
paragraf di atas, tahapan-tahapan ini disusun dari ruang lingkup yang paling
sempit sampai dengan ruang lingkup yang paling luas. Namun pada intinya untuk
bisa membanggakan negara adalah melakukan hal-hal yang positif, walaupun hal
tersebut kecil, tetap lakukanlah dengan penuh keikhlasan dan percayalah bahwa
setiap kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan.
Daripada
terlalu panjang penjelasannya, langsung aja inilah empat (4) tahapan untuk bisa membanggakan negara versi Al :
1.
Membanggakan diri sendiri
Ini bukan sombong atau besar
kepala, ya. Membanggakan diri sendiri maksudnya adalah melakukan hal yang bisa membuat bangga diri sendiri. Ini merupakan
dasar awal untuk bisa melanjutkan ke tahapan-tahapan selanjutnya. Tanpa tahapn
ini tahapan-tahapan selanjutnya hanya mimpi di siang bolong.
Di tahapan ini hal yang perlu
Al-reader lakukan hanya bagaimana melakukan kegiatan yang bisa membuat diri
Al-reader sendiri bangga. Belum mencakup wilayah yang cukup luas. Mungkin
seperti mendapat juara kelas, juara antarkampung ataupun juara di hatinya
(ehm).
2.
Membanggakan keluarga
Di tahapan kedua ini tidak hanya
berorientasi pada membanggakan diri sendiri melainkan juga harus bisa membanggakan keluarga. Lakukanlah hal-hal yang membuat
orang tua kita mengucapkan selamat dan merasa bangga atas diri kita. Tidak
hanya sebatas menjuarai berbagai perlombaan tetapi juga harus menjuarai hati
orang tua.
Lakukanlah berbagai kegiatan yang
membuat orang tua bisa tersenyum kepada kita. Sebenarnya tidaklah sulit untuk melakukannya,
contohnya adalah kita bisa menjalankan kewajiban shalat lima waktu di masjid
ataupun membantu pekerjaan mereka berdua. Pastinya akan membuat orang tua kita
tersenyum penuh kebanggaan (aamiin).
3.
Membanggakan lingkungan
Dalam tahapan ini tidak hanya
bertujuan membuat bangga diri sendiri ataupun membuat bangga orang tua lagi,
melainkan harus bisa membuat bangga
lingkungan kita. Mulailah dari lingkungan yang paling sempit jangkauannya
seperti RT, RW, desa, kecamatan, kota, kabupaten, provinsi dan kalau bisa
sampai tingkat nasional.
Kita bisa melakukan banyak hal
untuk itu, seperti contohnya menjuarai berbagai lomba di berbagai tingkatan.
Jika kita bisa menjuarai sebuah perlombaan tingkat provinsi tidak hanya diri
kita yang akan bangga, melainkan juga orang tua, teman dan lingkungan juga akan
ikut bangga.
4.
Membanggakan negara
Akhirnya sampai juga kita di
tahapan yang terakhir yaitu tahapan untuk membanggakan negara. Di tahapan ini
memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi dibandingkan tahapan-tahapan
sebelumnya. Karena untuk membanggakan negara tidak hanya berorientasi untuk
membanggakan seorang diri saja tetapi juga harus berorientasi untuk bisa
membanggakan manusia sebanyak satu negara. Dan itu tidak hanya ribuan saja
melainkan juga sudah menyentuh angka ratusan juta jiwa. Yang pastinya membuat sebuah kebanggaan untuk negeri
haruslah bekerja keras ekstra kuat.
Itulah beberapa tahapan untuk
bisa membanggakan negeri versi Al yang bisa dilakukan oleh anak-anak muda zaman
sekarang. Semoga tahapan-tahapan tersebut bisa menjadi peta awal dalam membantu
Al-reader semua untuk membanggakan negara ini, ya. Pastinya dengan prestasi
Al-reader.
Selanjutnya langsung aja ke
sajaknya ya, daripada terlalu lama. Dan sebelum Al ditimpukin sendal oleh para
tetangga karena nyalain tape recorder kaya lagi kondangan, Al persembahkan
puisi ini untuk para pahlawan kita semua. Dan sebelum Al akhiri juga, Al
mengucapkan terimakasih kepada Al-reader semua karena mau meluangkan waktunya
untuk membaca blog ini. Dan jangan lupa
ikuti via e-mail dan share postingan ini, ya. Semoga bisa memberi semangat
dan memotivasi untuk kita semua. See you
all guys.
Sebuah Kata
Para Pahlawan
Fahd Al
Fauzi
Sebuah benteng kokoh telah runtuh
terhunus pedang
Dengan tameng tertahan kuat tetap
menghalau
Di batas langit senja yang kian
menghitam pekat
Jutaan jiwa sinari dengan
lenteranya
Bersama camar-camar pembawa
suratan Illahi
Melayang lintasi abadinya tembok
kezaliman
Dedaunan pun ikut bersorak
beriring angin berjalan
Titah-titah langkah tegas
berderup di atas pijak
Perlahan puncak harap mendekat
sang relung
Diantara waktu
Turun ayat-ayat kemenangan dari
celah langit
Tiada hening nan sunyi melesap
dalam dalam jiwa
Hanya sebuah rasa khidmat
terlantun lewat lidah
Do’a para pahlawan bersambut
Menoreh kata pada buku takdir
sejarah
Terpahat kuat di dinding relief
perjuangan
Telah tergapai harap suci penuh magis
MERDEKA.....
Sekali lagi...
MERDEKA.....
Sekali lagi.....
MERDEKA
Banyumas, 1
Agustus 2016
Sumber gambar :
No comments:
Post a Comment